Thursday, June 21, 2012

Bangga jadi orang jawa

Aku merasa sangat sangat beruntung telah lahir di pulau Jawa. Bapakku sebenarnya orang Bali, dan ibuku orang Jawa, dan aku lahir di Jawa.
Kalau kita mendengar kata "Bali" apa yang kita bayangkan? Pasti langsung tergambar pulau yang indah, kerajinan tangannya, ukiran dari kayu, tari pendet, kecak, tari barong, sajen, para beli(kakak lakilaki) yang memakai udeng, para mbok(kakak perempuan) yang memakai kebaya dan diikat sagen(kain ikat pingggang) serta rambut digelung, arsitektur rumah yang khas, agama hindu yang kuat, orang-orangnya yang ramah, hingga pantai bersih yang melambai-lambai mengundang turis-turis untuk datang. Keren sekali.

"Ooo ternyata kamu orang bali tho?" komentar teman-temanku saat tau kalau bapakku orang bali.
"Bukan, aku orang jawa." jawabku dengan muka datar.
"Ah kamu tu aneh, dibilang orang bali malah nggak mau."
"Hahahaha."
Aku cuma ketawa. Bukannya tidak mau dibilang orang bali. Aku juga senang dan bangga dibilang begitu. Tapi aku lebih bangga kalau dikenal sebagai orang jawa. Aku dibesarkan di jawa dan aku menguasai bahasa jawa. Makanya  aku merasa sangat beruntung dilahirkan oleh orang tua dari kedua pulau keren itu.

Apa kerennya dari jawa? kenapa kamu lebih bangga disebut orang jawa daripada orang bali?padahal bali kan keren?
Lhooo, budaya Jawa itu keren sekali loh. bukan aku menganut etnosentrisme, semua budaya itu keren, hanya saja budaya Jawa itu istimewa kalau menurutku. Namun masyaraktnya saja yang sudah mulai lupa dan   sedikit demi sedikit meninggalkan budayanya itu. 

Jawa, khususnya jawa tengah mempunyai budaya dan tradisi yang sangat beragam. Jawa mempunyai seni lukis yaitu "batik". aku teringat dulu waktu jaman SD, batik identik dengan kondangan(undangan pernikahan) dan pemakainya adalah orang tua. remaja yang memakai batik malah dianggap aneh. namun syukur sekarang pandangan masyarakat sudah berubah. apalagi setelah kejadian saat negara tetangga akan mengclaim batik sebagai budayanya. akhirnya masyarakat mulai tersadar dan bangga mengenakan batik. apalagi saya yang lahir di kota batik(pekalongan). hehe :D

Jawa juga mempunyai kesenian suara. seperti gamelan, keroncong, campursari, dll. lagi-lagi yang disayangkan adalah musik ini identik dengan "musiknya orangtua". padahal dulu musik ini pernah berada di masa kejayaan, baik dikalangan orangtua maupun remaja, namun sekarang sudah tidak lagi. anak muda lebih senang mendengarkan musik manca berbahasa inggris atau korea. bagaimana dengan gamelan dan sinden? suara wanita yang menyinden malah dianggap serem dan bikin merinding. padahal kalo bisa bikin merinding berarti mereka sukses melantunkan lagu jawa dengan jiwanya. tapi bagaimana lagi? cara berpikir mereka sudah didoktrin dengan seramnya film-film horor indonesia. Ini yang membuat musik jawa semakin dihindari oleh orangnya sendiri. apalagi lagu dolanan seperti jamuran dan lir-ilir sudah jarang didengar di kalangan anak-anak. terus, siapa dong yang mau melestarikan?

Kesenian yang tak kalah menarik adalah wayang. Pernahkah kalian yang merasa orang jawa menonton wayang dan merasa tertarik menontonnya? kalo belum pernah, harusnya kalian "malu". apakah anggapan "wayang adalah tontonannya wong ndeso" yang membuat kalian jijik dengan wayang? sungguh miris..miriiis. Budaya wayang itu punya siapa? kalau ada negara tetangga yang akan mengclaim lagi, apa baru kita sadar dan marah?marah? kita saja nggak pernah nonton kok, apa hak kita marah?
untung UNESCO sudah mengakui wayangkulit sebagai budaya kita. Tau tidak? wayang merupakan karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi. tokoh dan watak dalam pewayangan itu menggambarkan bermacam-macam karakteristik manusia. baik buruk ada semua dikesenian itu. wayang itu mengajarkan kebaikan dari gambaran duniawi. sebenarnya kisahnya modern. namun entahlah apa yang membuat wayang dianggap kuno.

Kalau di bali ada pakaian adat bali, kita juga punya kan? hanya pemakaiannya saja yang sangat sangat jarang oleh masyarakat jawa itu sendiri. di hari-hari biasa, di bali, kita masih bisa melihat mbog-mbog yang memakai kebaya dan selendang melingkari perutnya. namun di jawa, kita hanya bisa lihat pada embah-embah. Jarik, kebaya, broklat, dan belangkon mungkin hanya bisa kita temui di acara pernikahan. sedihnya lagi kalau ada pernikahan orang jawa yang kostumnya mengenakan jas dan gaun putih menyerupai budaya luar.

Yang paling istimewa dalam budaya jawa adalah Tata krama berbahasanya. Bahasa jawa mempunyai tingkatan bahasa atau undhak-undhuk basa. jenisnya ada ngoko lugu, ngoko andhap, madhya, madhyantara, krama, krama inggil, bagongan, dan kedhaton. Dan yang aku kuasai hanya bahasa ngoko lugu. hahaha. sedih.. padahal tata krama perbahasaan ini banyak manfaatnya dan hikmahnya. dengan berbincang bahasa krama inggil dengan orangtua, orangtua akan merasa dihargai. asiknya lagi kalau menggunakan bahasa krama dengan pedagang sesama orangjawa di tempat wisata, kita bisa dikasih murah :)) aku kadang iri melihat temanku di kampung bisa berbincang bahasa krama dengan orang tua. mereka terlihat sopan, dibandingkan hanya berbahasa indonesia. ya sekarang aku mulai belajar lagi, mudah-mudahan bisa lancar nanti saat berbincang dengan mertua. hehe :p
Bahasa jawa tidak hanya berarti bahasa yang medhok namun ada juga bahasa ngapak. berdasarkan pengamatan, 80% orang yang tadinya berbahasa ngapak sekarang beralih menjadi berbahasa gaul loe gue. hal ini terjadi karena bahasa ngapak terkesan bahasa yang kasar, aneh, lucu, dan kampungan. sedih kalau sekarang kesannya seperti itu. tidak ada rasa penghargaan sama sekali terhadap budayanya. padahal bahasa ngapak kan hanya ada di indonesia, siapa lagi coba yang akan menjaga, selain penduduk ngapaknya itu sendiri?

Masih sangat banyak macam-macam budaya di jawa. kerajaan, tulisan hanacaraka, ketoprak, ludruk, makanan khas, tradisi-tradisi, mitos-mitos, dongeng,  hingga hantu jawa(demit, tuyul) -_-

semuanya menarik. tapi kadang kita yang lupa karena dibutakan oleh jaman modernisasi. sikap apatis masyarakat sekarang membuat kita lupa kalau kita mempunyai banyak budaya yang diincar negara lain. oleh karena itu kita wajib tau. setidaknya cukup berbahasa jawa, kita bisa menyelamatkan budaya jawa dari kepunahan budaya. jangan malu untuk membanggakan budaya kita masing-masing.
Bangga dadi wong Jawa ;)

6 comments:

  1. Om swastyastu

    Saya bangga dengan anda, saya orang bali tp sy terharu dengan artikel anda. Saya lahir di bali dan saya sangat mencintai budaya saya sampai kapanpun karena budaya mencerminkan jati diri kita sebagai orang yg berbangsa yg menjungjung warisan budaya leluhur.

    Saya pribadi merasa kecewa dengan orang jawa sekarang karena mereka sudah lupa siapa mereka sebenarnya, melupakan sejarah dan budaya yg mencerminkan kita sebagai orang indonesia dengan mengikuti budaya luar atas dalih agama.

    Agama dan kepercayaan boleh berbeda tp jangan pernah lupakan budaya warisan leluhur, seperti kita di bali selalu mengedepankan agama berlandaskan budaya leluhur. Budaya jawa 80% sama dengan bali hanya nama dan penyebutannya yg berbeda.

    Saya bangga menjadi orang bali dan saya bangga melihat generasi penerus di bali masih mencintai budaya bali meskipun ada beberapa penerus yg mulai berubah karena pengaruh sikap egoisme.

    Om.shanti,shanti,shanti.om

    ReplyDelete
    Replies
    1. Om swastyastu..

      terimakasih mbog/beli. memang, banyak masyarakat indonesia sekarang dibutakan dengan gemerlapnya dunia barat yang mereka anggap lebih maju. hal itu membuat mereka lupa budayanya(disini terutama saya tujukan pada masyarakat jawa, karena saya lebih memahami jawa) maka kalau di jawa ada ungkapan "wong jawa ilang jawane". yang berarti orang jawa kehilangan identitasnya.

      benar, dalih agama juga turut melunturkan tradisi-tradisi jawa karena beberapa dianggap mengandung unsur animisme maupun dinamisme. padahal jika kita menganggapnya sebagai tradisi saja kan tidak apa-apa.
      namun yang paling besar berdampak menurut saya tetap pengaruh barat.

      jujur saya sangat mengagumi bali dan turut bangga. karena sampai sekarang masih sangat terjaga budayanya sekaligus menjadi ke-khas-an bali. walaupun untuk tempat-tempat wisata banyak yang sudah berubah bentuknya karena terkapitalisasi, namun budaya bali tetap dominan di rumahnya sendiri.
      semoga budaya di bali maupun seluruh indonesia masih terus terjaga.

      om shanti shanti shanti om

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Assalamualaikum, salam sejahterah bagi kita semua.

    Saya tertarik dgn tulisan anda, sungguh sedikit anak muda yg memikirkan budaya, merasa budaya asli, budaya leluhur dan bahasa ibu dibilang kuno, kampungan, gak jaman. Banyak diantara anak muda yg mengagung-agungkan budaya asing, budaya asing yg sesungguhnya jauh dari jati diri kita, seharusnya kita bangga dan berusaha seperti negara asing yg ingin menyebarkan budayanya ke negeri ini, kita sebagai anak muda adalah ujung tombak untuk mencapai itu semua, bersama-sama kita bisa kuasai dunia. Maaf mungkin bahasanku melenceng dari topik, dengan kita bangga mengenal dan mendalami budaya asing yg kita anggap kekenian, perlahan sama saja kita menerima untuk dijajah. Pribumi yg menjadi bawahan di tanah sendiri, asing yg menguasai semua, dari ekonomi, budaya, sejarah dsb. Kita harus kuat di negeri sendiri, kita harus berkuasa ditanah sendiri, kita harus bangga dengan identitas kita.

    Aku Jawa, dan aku bangga dengan Keragaman Budaya Indonesia.

    Maaf bila kata-kata saya salah dan kurang berkenan

    ReplyDelete
  4. Kamus Bahasa Jawa Online krama inggil alus disajikan dalam peruntukan membantu dan memudahkan Orang-orang yang ingin dalam mencari terjemahan bahasa jawa secara realtime.

    ReplyDelete
  5. Saya suka sekali dengan artikel anda. Saya juga orang jawa, dan juga merasa sangat prihatin dengan anak muda jawa jaman sekarang, sudah mulai lupa bahkan sudah sama sekali lupa dengan budaya jawa, banyak jaman sekarang anak smp saja banyak yang mengikuti budaya barat seperti punk lah, metal lah, hardcore, reggae dsb. Apalagi orang jawa yang berurbanisasi ke ibu kota atau kota besar lainnya (Merantau) ada sebagian yang malu bahwa dia berasal dari jawa, rasanya ingin sekali saya TEMPELENG atau DUPAK itu mukanya. Budaya jawa menurut saya adalah jatidiri, kebanggaan dan reputasi, dan harta karun yang sangat harus sekali di jaga. Misalnya dari bahasa saja kita juga tidak boleh sembarangan memakai, harus melihat siapakah lawan bicara kita. Kemudian musik gamelan menurut saya musik yang sangat indah dan mungkin bisa di sejajarkan dengan musik orchestra kalau di barat, dan masih banyak lagi, sangat sekali mengagumkan. Dan saya tidak malu untuk mengakui bahwa saya adalah orang jawa, walaupun kata orang kota kebanyan orang jawa itu orang katrok lah, udik lah, saya akan tetap mencintai budaya darimana saya berasal dan dilahirkan.
    Trims

    ReplyDelete