Sore itu, aku berencana bersepeda sendirian hanya untuk cari makan. Dengan celana bola dan kaos raglan polos aku turun dari kos menuju warung. Tapi setelah makan, ada keinginan untuk lanjut bersepeda nikmati senja Yogyakarta. akhirnya aku memutar sepeda ke arah berlawanan dengan arah jalan menuju kos.
Entah kenapa, bersepeda aku jadi menikmati perjalanan. Jalan yang sehari-hari aku lewati menuju kampus jadi berasa beda. Jalan jadi nampak hidup. Aku bisa melihat embah-embah yang duduk di depan rumah, bapak-bapak kuli bangunan yang beristirahat sambil menikmati kretek setelah bekerja seharian, melihat tukang-tukang becak yang sedang bercanda gurau, dan ibu-ibu yang mengawasi anak-anaknya yang sedang bermain riang,.
“monggoo..” sapaku sambil sedikit menunduk dan memberi senyumku.
“nggih, nggih monggo mbak” jawab mereka serentak penuh senyum keramahan.
Ah, indahnya kota ini. Kota yang terkenal dengan keramahan penduduknya. Lalu aku melanjutkan perjalanan.
Saat melewati jalan raya, suasana berubah. Mobil-mobil dan motor saling balap satu sama lain dan mengeluarkan asap serta suara bisingnya. Jarang aku liat orang yang bersepeda. Tidak seperti dulu. Masih ingat aku saat jaman SD, saat masih jarang orang yang punya motor, jalan seakan bersih. Dan lebih sering aku liat orang menaiki sepeda. Sekarang memang sudah berubah. Dan kita melihat keadaan sekarang menjadi keadaan yang biasa.
Saat lampu lalulintas sagan berubah merah, aku berhenti. Tiba-tiba ada seorang anak kecil 5tahunan yang berjalan ke depan lampu merah. Ia membawa sebuah gelas plastik bekas minuman. Ya, seorang anak pengemis. Tapi di wajahnya tidak ada gambaran kemiskinan sama sekali. Wajahnya riang, ia merentangkan kedua tangannya keatas sambil tertawa. Hatiku terenyuh. Bukan disini tempat bermainmu dek :(
anak kecil itu menghampiriku, bukan untuk meminta uang. aku yakin anak ini tidak ada keinginan untuk uang sama sekali, ia hanya terbudaya oleh ibunya yang juga mencari uang dengan cara yang demikian pada kendaraan dibelakangku. Anak kecil ini melihat sepedaku, mungkin karena aku satu-satunya pengguna sepeda diantara motor-motor saat itu. tanpa rasa malu dia menghampiriku, lalu mengesampingiku menyentuh ban belakang sepedaku. dia tidak melihat aku yang mengendarai sepeda yang disentuhnya. entah apa yang ada di benaknya. hanya saja terlihat sebuah keinginan di tatap matanya. untuk memiliki sepeda? ya mungkin. Pasti dia sangat ingin bersepeda layaknya anak-anak yang lain. tapi apa daya dia terlahir di keadaan keluarga yang berjuang di jalanan. sedih.
lampu merah berubah hijau, anak kecil itu kembali riang berlari ke pinggir jalan. dan aku meneruskan perjalananku.
aku berhenti di depan sebuah minimarket untuk membeli air minum. didepan minimarket ada seorang mas-mas yang sedang duduk ngegalau melihat jalan. saat aku datang, mas-mas itu berpindah fokus melihat sepedaku tapi tidak menghiraukan motor yang datang membarengi kedatanganku. sesekali membuang pandangan, tapi saat aku masuk ke minimarket, terlihat mas itu liat sepedaku lagi. apa mas-mas itu pengen punya sepeda juga seperti anak kecil tadi? ah bukan! ngaco..
gambaran orang bersepeda oleh orang-orang sekarang adalah aktivitas yang unik. apa orang yang bersepeda seakan terlihat seperti budaya yang beda sekarang? bukankah dulu transportasi masyarakat sebelum mayoritas menggunakan motor , mereka banyak yang menggunakan sepeda?
entahlah. tapi sekarang adalah jaman kejayaannya motor. motor yang mengotori udara di bumi ini. tapi motor sekarang seakan menjadi kebutuhan.
gambaran orang bersepeda oleh orang-orang sekarang adalah aktivitas yang unik. apa orang yang bersepeda seakan terlihat seperti budaya yang beda sekarang? bukankah dulu transportasi masyarakat sebelum mayoritas menggunakan motor , mereka banyak yang menggunakan sepeda?
entahlah. tapi sekarang adalah jaman kejayaannya motor. motor yang mengotori udara di bumi ini. tapi motor sekarang seakan menjadi kebutuhan.
keluar dari minimarket, aku memutuskan untuk pulang ke kos karena hari mulai gelap dan adzan maghrib sudah dikumandangkan.
ahh begitulah ceritaku di sore itu. aku jadi bisa menghargai apa yang aku miliki sekarang. yang kutau, hidup ini indah. :)
No comments:
Post a Comment