Tuesday, March 15, 2016

di mana mimpi

"sebenarnya apa yang kau cari?
sedang ada acara apa di sini? syuting sinetron?" inti dari otakku akhirnya buka suara, protes.



langit gelap, belum sama sekali tampak segaris jingga dari genteng berlumut. namun dari kejauhan telah ku dengar sayup-sayup toa bergeming. setiap ruangan masih diterangi lampu kuning temaram. kini dingin di kaki yang daritadi kurasakan telah terhangatkan yakin: pagi sebentar lagi datang.

"namun apa yang kau cari?"


aku memang sedang mencari-cari. apa yang aku yakini belum juga tampak. mimpiku masih baik-baik saja. wajar. padahal tiap terjaga aku rasakan hal yang aneh menyelimuti jantung. namun ternyata semua berjalan benar-benar wajar. tak kutemui air yang menetes ke atas. tak ada tragedi makan-memakan manusia di depan mataku. tak kulihat ubur-ubur berlari di daratan. ku tunggu mimpi buruk itu. sepertinya aku telah menjadi budak mimpi, dan aku tercandu sembah kepadanya.

aku selalu mencintai bunga tidurku. karena ia begitu intim. hanya kami berdua yang tahu. seringkali ingin ku bersenggama dengannya. hanya butuh konfirmasi. hanya butuh bayangan terang gelap. hanya, ia yang dapat memberi kepastian. dan aku masih menunggu jawaban.

namun apa yang ingin aku yakini belum juga nampak. sekarang sudah pukul empat empat tujuh. aku sudah tak semenyesal seperti sebelumnya yang melewatkan tidur di malam hari. suatu kemajuan pesat, terlebih mengurangi jatah menit melamunku. bagi tubuhku yang egois, ini adalah prestasi.


"semakin sukar memahamimu"


tidak untukku. biarkan aku mendramatisir segala rasa dan cecap lidah. kau yang berdiam di kepala, lakukan yang ingin kau mau. membunuh orang? mabuk sampai telanjang? atau berguling di pasir pantai bersama seorang pria tak dikenal. apabila ragu, sampaikan saja kepada mimpi.

ah aku, begitu merindukan mimpi di detik ini. tapi tidak ingin tidur.

mungkin harus ku minum pil mimpi. supaya gelisah ini segera berakhir.